News

Zulhas santai tanggapi hujatan soal aksi panggul beras demi bantu korban bencana

Apa saja mau ngatain saya enggak ada masalah, saya maafkan. Tapi bantulah saudara-saudara kita yang ada di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Jakarta (KABARIN) - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menegaskan dirinya tidak keberatan dihujat ketika aksinya memanggul beras viral, karena fokus utamanya adalah memastikan bantuan cepat sampai ke masyarakat yang sedang tertimpa bencana.

“Apa saja mau ngatain saya enggak ada masalah, saya maafkan. Tapi bantulah saudara-saudara kita yang ada di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara,” kata Zulhas dalam acara Bisnis Indonesia Group Conference di Jakarta, Senin.

Kontroversi muncul setelah videonya memanggul beras saat mengunjungi lokasi banjir di Sumatera Barat pada 30 November 2025 beredar di media sosial. Aksi itu diunggahnya di Instagram dan langsung ramai jadi perbincangan publik.

Namun Zulhas memilih untuk tidak memperpanjang polemik dan justru mengajak semua pihak menahan emosi, mengurangi kritik yang tidak perlu, dan fokus pada upaya saling bantu di tengah situasi sulit.

Ia mengingatkan bahwa sekecil apa pun bantuan tetap sangat berharga bagi warga yang kehilangan sumber penghidupan.

“Yang paling penting saya mengajak Bapak-Ibu ayo, kita jangan marah-marah, jangan cuma emosi. Mari kita bantu saudara-saudara kita yang ada di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Satu rupiah pun penting bagi mereka, satu karung beras pun penting. Mudah-mudahan itu bisa meringankan beban mereka,” katanya.

Zulhas bercerita bahwa aksi panggul beras tersebut bahkan menjadi bahan candaan warga saat ia olahraga di Jakarta. Ia menirukan komentar warga yang ditemuinya.

“Pak Zul, berasnya mana? Enggak gotong beras?” katanya.

Zulhas menjawab sambil bercanda bahwa ia sedang olahraga karena kecapekan menggotong beras, yang membuat warga tertawa.

Ia lalu mengingat kembali nilai berbagi yang sudah diajarkan sejak kecil oleh ibunya dan guru ngajinya. Menurutnya, memberi dalam kondisi apa pun adalah bagian penting dari ajaran Islam yang terus ia pegang teguh.

“Jadi saya diperintah ibu saya almarhumah. Tiap hari harus memberikan bantuan. Karena dalam Islam itu ayatnya jelas. Orang baik itu, kata guru ngaji saya, Al Quran, itu orang yang berguna dan memberi dia senang ataupun susah,” ujarnya.

Kebiasaan berbagi itu sudah ia lakukan sejak usia enam hingga tujuh tahun, termasuk membagikan beras saat berkunjung ke berbagai daerah.

“Saya mulai enam tahun, tujuh tahun sudah biasa berbagi gitu. Setiap ke daerah tanya teman-teman saya, saya memang bagi beras. Biasa saya gotong beras, tuh biasa, bisa 5 kilogram. Saya biasa tuh, saya bagi gitu. Biasa,” katanya.

Bagi Zulhas, empati dan gotong royong penting terus dijaga agar masyarakat Indonesia bisa saling menguatkan ketika menghadapi bencana. Ia menegaskan tidak masalah jika masih ada yang menganggap tindakannya aneh.

“Tapi mungkin buat yang lain aneh, ya enggak apa-apa, saya juga maafkan,” kata Zulhas.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025
TAG: